Sejarah Studi Implementasi Kebijakan

Sejak awal berkembangnya studi implementasi kebijakan, menurut Goggin dkk (1990) penelitian implementasi telah berkembang dalam tiga generasi, yaitu:

1. Penelitian generasi pertama (First-Generation Research).

Pada generasi ini penelitian implementasi hanya difokuskan pada:

  1. Bagaimana suatu aturan dijadikan (diwujudkan) sebagai hukum dan bagaimana suatu hukum dijadikan suatu program.
  2. Upaya menunjukkan sifat kekomplekan dan dinamika implementasi.
  3. Menekankan pentingnya subsistem kebijakan dan sulitnya susbsistem tersebut melakukan koordinasi dan pengawasan.
  4. Mengidentifikasikan beberapa faktor yang menentukan hasil suatu program.
  5. Mendiagnosis beberapa “penyakit” (pathologies) yang sering mengganggu pelaksana kebijakan.

2. Penelitian generasi kedua (Second-Generation Research).

Penelitian implementasi kebijakan pada generasi kedua, memusatkan perhatiannya pada:

  1. Jenis dan isi kebijakan.
  2. Organisasi pelaksana dan sumberdayanya.
  3. Pelaksana kebijakan (people): motivasi, sikap, hubungan antarpribadi, pola komunikasi dan sebagainya.

Dari penelitian yang telah dilakukan pada generasi kedua ini hasil yang diperoleh adalah:

  1. Pengakuan bahwa implementasi kebijakan dapat berubah setiap saat, bagi semua kebijakan, sekarang maupun yang akan datang.
  2. Identifikasi berbagai faktor penentu keberhasilan implementasi dan menjelaskannya.
  3. Membahas berbagai masalah yang sulit dalam proses implementasi kebijakan.

3. Penelitian Generasi ketiga (Third-Generation Research).

Penelitian pada generasi ketiga ini memusatkan perhatiannya pada:

a. Komunikasi antarlembaga pemerintahan dalam implementasi kebijakan.

b. Penyusunan disain penelitian yang lebih komprehensif guna mengkaji implementasi kebijakan. Terutama melalui pendekatan teoritis dan empiris.

c. Mengkaji variabel-variabel prediktor dalam penelitian implementasi kebijakan.

Beberapa contoh yang dapat dirujuk untuk mempelajari penelitian implementasi kebijakan antara lain adalah:

(1) Studi yang dilakukan oleh Horn dan Meter. Studi ini secara khusus menggunakan pendekatan teori organisasi dan menekankan pada faktor manusia dan psikologis yang berpengaruh terhadap perilaku dalam arena implementasi. Dari analisis yang dilakukannya, mereka mengembangkan sebuah model proses implementasi kebijakan yang didasari oleh enam “cluster variabels” (variabel utama) yang memiliki keterkaitan antara kebijakan dan kinerja. Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Policy

a. Standard and objectives

b. Resources.

2. Linkage.

a. Interorganizational communication and enforcement activities

b. Characteristics of the implementing agencies

c. Economic, sosial, and political conditions

d. The disposition of implementers

3. Performance.

(2) McLaughlin (1975) dalam bukunya “Implementation as Mutual Adaptation”, memusatkan perhatiannya pada hubungan interpersonal antara implementers dengan policy formulators sebagai faktor kunci keberhasilan program. Ia menyimpulkan bahwa dalam arena implementasi , “the amount of interst, commitment, and support evidenced by the principal actors had a major influence on prospects for success”.