Penelitian Evaluasi Kebijakan

PENELITIAN EVELUASI KEBIJAKAN
 Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dgn tujuan yg telah ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya.
 Monitoring: suatu kegiatan internal proyek yg berupa studi-studi diagnostik yg fungsinya untuk mendukung manajemen pembuatan keputusan. Monitoring pada dasarnya adalah menghimpun informasiatau data secara kontinyu agar tingkat kemajuan dan perkembangan suatu program/proyektetap dapat diikuti, sehingga upaya perbaikan atas kinerja program/proyek dpt dilakukan secara optimal

TUJUAN PENELITIAN EVALUASI
Untuk memperkirakan /menaksir / menilai keberhasilan/kegagalan sebuah program sesuai dengan yang diharapkan. Indicator keberhaislan/kegagalan sebuah program dilihat dari indicator-indikator sebagai berikut
a. Perubahan-perubahan apakah yg telah terjadi – sebagai akibat intervensi – dan sejauh manakah perubahan-perubahan tadi sejalan dgn tujuan program atau proyek?
b. Bagaimanakah pencapaian hasil akhir (outcome) proyek itu secara meyakinkan terkait langsung dgn berbagai sumberdaya yg telah dicurahkan pd proyek tsb?
Untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi maka metodologi evaluasi sudah harus menetapkan criteria-kriteria yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk melakukan penilaian tentang sebuah program.
Untuk mengetahui pencapaian hasil akhir sebuah program yang cocok digunakan adalah analisis kualitatif karena lebih peka dengan isu-isu social politik dan kelmbagaan yang sangat terkait dengan kebijakan public.

Sekarang ini ada kecenderungan bahwa tingkat rasionalitas dan akuntabilitas sangatlah penting bagi pelaksanaan sebuah program untuk itu perlu adanya evaluasi program yang dapat menghasilkan data-data konkrit dan dapat digunakan oleh pembuat kebijakan guna menetapkan nasib dari kebijakan/program tersebut.(diteruskan, ditunda atau diberhentikan).

FUNGSI PENELITIAN EVALUASI
1. Fungsi Pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan atau kegagalan dan mengetahui penyebabnya, dimungkinkan penyempurnaan kinerja program di masa mendatang dan menghindari kesalahan yg telah dibuat pd masa lalu.
2. Evaluasi dpt berfungsi sebagai kemudi dan manajemen. Yaitu sbg umpan balik dan kendali pencapaian tujuan program. Serta membuat penyesuaian mengenai cara bagaimana sebaiknya program dilaksanakan.
3. Evaluasi mengemban fungsi kontrol dan inspeksi. Artinya dpt digunakan sbg informasi kpd pimpinan puncak atau pihak donor apakah kegiatan program telah dilaksanakan dgn benar dan membawa hasil sesuai yg diharapkan.
4. Evaluasi dpt mengemban fungsi akuntabilitas, karena ia memberikan informasi ttg penggunaan anggaran/dana.
5. Evaluasi dpt berfungsi kepenasihatan. Hasil evaluasi dpt digunakan utk mendapatkan dana yg lebih banyak guna mendanai program sejenis di masa yg akan datang

UNSUR-UNSUR DALAM PENELITIAN EVALUASI
1. Penghimpunan informasi secara sistematik
2. Bagi kebutuhan sekelompok orang yg berkepentingan (stakeholders).
3. Untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai proses-proses perubahan yg ditimbulkan oleh suatu proyek atau program, dan
4. Pengambilan keputusan mengenai efektivitas program atau upaya-upaya tertentu untuk penyempurnaannya di masa datang (Alkin, 1990)

 Apabila dicermati, unsur-unsur di atas mencerminkan:
• Sifat aplikatif atau terapan dr setiap penelitian evaluasi.
• Penggunaan kerangka konseptual atau teoretik untuk melakukan evaluasi, guna menyimpulkan kegagalan program disebabkan faktor implementasi ataukah oleh perumusan konsepsi awal dan landasan teoretikal dr program tsb.

GENERASI PENELITIAN EVALUASI
1. Evaluasi generasi pertama: hanya memusatkan perhatiannya pada upaya pengukuran tertentu, misal hasil pembangunan, dengan menggunakan standar test tertentu. Di sini evaluator hanya berperan sbg “teknisi”, dgn mengetahui semua instrumen yg ada, sehingga semua variabel dalam design penelitian diharapkan dpt diukur berdasarkan ukuran yg dianggap baku.
2. Evaluasi generasi kedua: berupaya mendeskripsikan pola-pola yg ada pada suatu program, dgn memusatkan perhatiannya pd kekuatan dan kelemahannya, utamanya berkaitan dgn tujuan yg telah ditetapkan. Di sini peran evaluator adalah memberi gambaran (descriptor), sekaligus sebagai teknisi.
3. Evaluasi Generasi Ketiga: Scriven (1975) seorang pakar evaluasi, memandang unsur deskriptif memang merupakan unsur penting dalam penelitian evaluasi, meskipun bukan merupakan unsur satu-satunya. Oleh karenanya ia menyarankan diajukannya pertanyaan: “Apakah hal-hal yg dievaluasi mengandung kebaikan? Komponen manakah yg dianggap baik? Bagaimanakah hal yg dianggap baik itu bila dibandingkan dgn alternatif lain yg mungkin tersedia?”Memperhatikan pertanyaan2 ini, nampak bahwa Scriven berusaha menaksir kinerja suatu proyek atau program, dan dgn informasi itu maka pada akhir penelitiannya ia mengemukaakn pertimbangan-pertimbangan evaluatif.
4. Evaluasi generasi keempat: Dalam jajaran tradisi studi evaluasi, generasi ini berangkat dari pendekatan responsive evaluation. Dikatakan demikian krn fokusnya mengakui adanya keragaman pandangan dr stakeholders (pelaksana, badan donor, staf program, pemanfaat, kelompok sasaran, dll.) Melalui pendekatan ini akan diketahui berbagai nilai yang berkembang dr para stakeholders thd program yang dievalusi. Evaluator di sini bertindak sebagai mediator dalam proses negosiasi (Guba dan Lincoln, 1990)